Pulau Umang tak hanya menawarkan pesona keindahan bawah laut dan wisata air, tapi juga memperlihatkan upaya pelestarian lingkungan yang dilebur ke dalam paket tourism.
Saat ingin berlibur ke pulau terpencil, yang terbayang biasanya sebuah kawasan yang sepi, eksotis, dan hamparan pasir yang membatasi darat dengan lautan.
Pulau Umang yang merupakan private island saat itu memang lumayan "sepi". Tak banyak turis ataupun pelancong yang berkunjung ke sana di musim pancaroba kali ini. Isu gempa yang belakangan marak beredar, sepertinya ikut memengaruhi kondisi tersebut. Apalagi berpelesir ke daerah pantai, wah... jangan-jangan nanti ada tsunami.
Jarak tempuh 183 km dari Jakarta dapat kami lampaui selama 4,5 jam, plus lima menit perjalanan menggunakan kapal motor menyeberang dari Kecamatan Sumur, Pandeglang, ke pulau yang dimaksud.
Dan, tibalah kami di Pulau Umang. Bayangan sebuah pulau terpencil dan sepi tak meleset 100 persen. Apalagi eksotismenya, sungguh serupa dengan angan-angan saya. Suara debur ombak, air laut yang jernih, serta pasir nan lembut mencitrakan kondisi pulau yang tenang dan jauh dari polusi.
Dari segi lokasi, Pulau Umang berada di sebuah teluk yang "terlindungi" oleh Tanjung Lesung di sebelah utara, Pulau Panaitan di barat, dan Ujung Kulon di selatan. Karena letak yang "tersembunyi" itulah, ombak di pantai pulau ini tidak terlalu besar. Ketenangan airnya nyaris menyerupai danau.
Berbuat untuk Lingkungan
Seperti halnya ketika berwisata ke pulau lain, di Pulau Umang pun kami disuguhi beragam kegiatan yang "berbau" laut. Snorkeling, menunggangi banana boat, ataupun bermain olahraga pantai merupakan beberapa kegiatan yang ditawarkan pengelola Pulau Umang.
"Kalau hanya menginap di pulau, pengalaman yang didapat tidak akan terlalu berkesan. Makanya, kami membuat program atau paket wisata air dan outbound bagi pengunjung Pulau Umang," kata President Director Pulau Umang Resort & Spa Christian PB Halim.
Saya dan rombongan mungkin termasuk orang pertama yang mendapat kesempatan menikmati paket wisata 3 hari 2 malam yang ditawarkan pengelola Pulau Umang. Kebetulan, pada bulan ini, paket wisata terbaru Pulau Umang yang diberi tajuk "Escape, Exploring Umang" mulai diluncurkan. Kegiatan yang masuk dalam paket wisata ini antara lain fun outbound, fishing competition,barbeque party, picnic lunch, pelesir ke Pulau Oar yang merupakan "tetangga" Pulau Umang, naik banana boat, rubber boat, dan snorkeling.
Ice breaking, 3 high ropes, dan flying fox adalah sebagian dari permainan yang harus kami lakukan dalam outbound ini.Bagi yang takut ketinggian seperti saya, permainan yang dipandu oleh Pak Peter ini rasanya bisa menjadi terapi. Goyangan akibat angin yang kami rasakan di atas ketinggian harus dijadikan tantangan yang wajib dilalui. Apalagi ketika tiba saatnya saya harus bermain flying fox yang memiliki jarak 200 meter, rasa takut dan grogi mesti segera dikalahkan. Kalau tidak, saya tidak akan bisa kembali ke pulau, karena permainan ini merupakan "pintu" untuk masuk ke kapal motor yang kemudian membawa kami "pulang" ke Pulau Umang.
Di atas Bukit Legon, biasanya para pelancong bakal dilibatkan dalam program penghijauan bertajuk "Ayo Tanam Sejuta Pohon" yang merupakan prakarsa dari mantan Menteri Pariwisata Marzuki Usman. Kegiatan ini, kata Christian PB Halim, terorganisir melalui sebuah wadah bernama Ujung Kulon Conservation Society (UCS),yang berdiri sejak 2005.Koran SI)
0 Response to "Sharing Pengalaman Wisata ke Pulau Umang"
Posting Komentar