Dari sisi sejarah, kebaya merupakan bentukan busana atasan yang pertama kali dikenakan wanita
Kaum keturunan Eropa biasanya mengenakan Model Kebaya berbahan katun halus dengan aksen lace di pinggirnya. Kaum Tionghoa menggunakan Design Kebaya dengan potongan yang lebih pendek dan sederhana, dengan hiasan yang berwarna, lazim disebut kebaya encim.
Seiring berjalannya waktu, Design Kebaya berubah dan sempat tergerus zaman. Apalagi di masa pendudukan Jepang, di saat kreativitas dan produktivitas bangsa ditekan hingga ke level yang paling rendah. Pendudukan Jepang di Indonesia memutus jalur perdagangantekstil dan perlengkapan penunjangnya, akhirnya banyak rumah produksi kebaya tutup dan hanya sedikit perusahaan batik yang bisa bertahan.
Sejak masa itu, jejak kebaya sedikit terhapus. Para wanita pejuang kemerdekaan yang masih menggunakan kebaya (kebanyakan jenis kebaya kartini dan kebaya encim), kembali memopulerkannya, kendati harus bersaing dengan busana Barat yang dianggap lebih "memerdekakan" perempuan dari simbolisasi kebaya masa lalu, yang mengungkung perempuan dalam lilitan korset dan kain panjang (Model Kebaya Modern).
Sebutlah Amy Atmanto yang setiap tahunnya selalu menghadirkan kreasi baru Kebaya Modern, baik secara pola, siluet, cutting, maupun material. Di tangan Amy, kebaya bukan hanya berbahan sutra, katun, ataupun beludru, melainkan merambah ke jalur sifon, shantung, lace, ataupun jenis tekstil lainnya, yang kemudian ditingkahi teknik bordir, renda, pilin, lipit, layer hingga quilt untuk mewarnai kemegahan kebaya. Tidak ketinggalan juga aplikasi ornamen penuh kilau macam payet, kristal, atau batu-batu mulia, sehingga Kebaya Modern bukan lagi sebuah busana, melainkan sebuah karya seni. Alasan itu juga yang membuat Amy menyebut setiap koleksinya sebagai masterpiece.
"Every piece is a masterpiece, karena dirancang dengan kekhasan tersendiri, khusus bagi masing-masing individu," tutur desainer yang dipercaya menjadi ambassador Swarovski ini.
lifestyle.okezone.com
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
0 Response to "Potret Sejarah Busana Kebaya di Indonesia"
Posting Komentar