Kenali Kue Indonesia dari Zaman ke Zaman


Istilah gula kelapa sudah ada pada zaman Majapahit di abad ke 13. Warna gula yang merah dan kelapa yang putih menjelma dalam bendera Indonesia, sang Merah (gula) dan Putih (kelapa). Kemungkinan rasa manis sudah dipakai gula yang dibuat dari kelapa atau dari pohon aren yang saat itu sudah banyak tumbuh. Pada abad ke 14 ada penggunaan rasa manis dari tebu yang dibudidayakan oleh Belanda.

Dari penganan manis yang disebut Kue atau kue-kue (bahasa Jawa : kuwih). Kue zaman itu terbuat dari bahan beras, ketan, singkong, ubi, sagu dan bahan lain yang semua bahannya berasal dari Indonesia.

Karena pengaruh dari luar ada perubahan cukup berarti dalam perkuehan Indonesia seperti ada kue kering, (cookies (Ing); gebak, koekjes (Belanda); kue basah (jajan pasar) dan kue-kue tar (pastry (Ing).

Tapi ada beberapa kue yang berubah cita rasa dan bentuk sampai sekarang tapi masih mirip dengan yang asli.

Misalnya nokpia (nok = sapi. bahasa Kanton Cina) dan pia = kue (bahasa Kanton Cina). Nokpia merupakan kue khas pantai selatan Jawa Tengah sekitar Purwokerto. Nokpia sering disebut kue bohong (Sumber : Ibu Lili Soeryadjaja). Sebenarnya Nokpia harus berisi daging sapi, sekarang berisikan gula (aren, kelapa).

Sedangkan roti bagelen, kue khas dari selatan Jawa. Saat zaman Belanda, nyonya-nyonya bermukim di Bagelen dan sekitarnya memanfaatkan banyaknya gula untuk menjadi olesan roti-roti bulat yang mereka beri nama warmbol (bulatan yang hangat). Sisa warmbol dipanggang kembali hingga renyah. Roti ini banyak yang menyukai, jadi kue ini tidak lagi dibuat dari sisa roti sisa tapi sengaja dibuat. Nama roti Bagelen diambil dari daerah tersebut.

Semprit diambil dari kata Semprot dengan alasan kue aslinya dibuat dari peranti khusus semprotan kue kering (koek-sprits atau koekspuit).

Kue-kue tersebut bukan Kue “gengsi” tapi sering dihadirkan saat hari besar seperti Natal.

Ada juga Kue kering yang asin atau gurih, asalnya dari Belanda seperti kaastengels, kaasstokjes yang terbuat dari kaas keju dan bentuknya sebagai stengel (batang) atau stok (tongkat). Sekarang bentuknya sudah bervariasi.

Masih banyak kue-kue Indonesia yang rasanya masih ada tapi bentuk sudah banyak mengalami perubahan. Ibu-ibu Indonesia dari zaman dahulu sudah kreatif, contoh spekoek (kue lapis legit), roti gambang yang mengambil adonan ontbijtkoek dan dimodifikasi menjadi kue agak lonjong. Lama sebelum black forestcake merajalela, mereka sudah meramalkan perkuean di Indonesia.

auliahazza.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kenali Kue Indonesia dari Zaman ke Zaman"