Tips Di Terminal Bus Antar Kota


Seperti yang ramai dibincangkan, terminal adalah tempat mangkal sekaligus beroperasinya para pencopet. Tulisan berikut ini bukan kiat-kiat khusus untuk menghindari pencopetan. Saya hanya mencoba merinci apa saja yang saya ingat. Mudah-mudahan dari sini teman-teman bisa menemukan jurus terampuh untuk menghindari si panjang tangan

Seperti yang ramai dibincangkan, terminal adalah tempat mangkal sekaligus beroperasinya para pencopet. Yang saya tulis berikut ini bukan kiat-kiat khusus untuk menghindari pencopetan. Saya hanya mencoba merinci apa saja yang saya ingat. Mudah-mudahan dari sini teman-teman bisa menemukan jurus terampuh untuk menghindari si panjang tangan.

  1. Luangkan waktu untuk orientasi di terminal. Mangsa empuk copet dan calo ialah mereka yang bingung dan panik. Orientasi bisa meredam keduanya. Karena jarang terminal dilengkapi peta yang layak, orientasinya lewat jalur non formal. Bisa mampir di warung, bergantian menunggu (teman) yang ke kamar kecil, duduk pura-pura menunggu teman sambil membaca. Jika hendak naik bis malam, usahakan naik di agennya. Kalau terpaksa naik di terminal (misalkan, lebih dekat ke penginapan), jangan datang mepet.
  2. Copet jarang bekerja sendirian. Mereka biasa beroperasi dalam jumlah 3-4 orang. Cara kerja berkelompok inilah yang menakutkan awak bis. Coba tanyakan ke setiap awak bis (sopir, kernet, konduktur), pasti mereka hapal mana daerah rawan dan siapa aktor utamanya. Tapi ya itu tadi, karena gerombolan dan selalu main keroyok, awak bis pada jeri. Akhirnya seperti tercipta kondisi tahu sama tahu.
  3. Bis yang kosong dan terlalu ramai sama bahayanya! Sering saya naik bis di terminal Tirtonadi yang baru terisi 3-4 orang di atasnya. Jika ada yang dianggap mangsa potensial, gerombolan pencopet akan menguntit ybs. Di mana ybs duduk, gerombolan akan ‘mengepung’. Salah satu coba menarik perhatian dengan menjatuhkan uang/barang atau bahkan menawarkan sesuatu. Tujuannya agar perhatian si calon korban terpecah. Begitu perhatian terbagi, ada yang beraksi. Setelah aksi sukses, si pelaku umumnya diam dan melemparkan hasilnya ke temannya. Giliran teman yang lain membuat tabir. Caranya bisa membuat gaduh, berteriak-teriak atau bahkan memarahi si korban!
  4. Di bis yang kelewat sesak, kita perlu ekstra waspada pada saat naik atau turun. Jika jalan di depan kita diblok/dihalangi orang, segera raba dompet di saku belakang apakah masih di tempatnya! Mungkin agak susah untuk menyadari keadaan dihalang-halangi ini, apalagi jika bisnya demikian sesak.. Kalau kita memaksa naik, sama artinya memberikan peluang kepada pencopet. Ibaratnya, menari mengikuti gendang yang ditabuh musuh.
  5. Cara kerja gerombolan lewat tarik perhatian, aksi,selubungi, antara lain didorong kebiasaan orang kita senang menyimpan barang berharga di saku belakang! Dalam safety, untuk menghindari bahaya dikenal rangkaian tahapan reduce, replace, isolate, remove. Yang tuntas ya langsung remove: tidak menyimpan sesuatu di saku belakang.
  6. Bawa uang secukupnya saja di saku baju depan. Dengan berada di saku depan, uang lebih mudah diawasi. Akan lebih baik lagi saku ini punya tutup, saku dalam, atau dilindungi. Katakan dengan mengenakan jaket.
  7. Simpan barang-barang berharga di dalam tas tangan (daypack). Tas tangan sebaiknya dipilih yang berlapis-lapis. Sekiranya pencopet memakai pisau untuk mengoyak tas, lapisan terdalam masih tetap aman/terlindung. Jika ukuran tidak terlalu besar, tas (ransel) bisa digendong di depan.
  8. Tampillah sesederhana mungkin (kasarnya: ngere). Ini berbalikan dengan ‘tebar pesona’ gaya politisi. Kita mau menampilkan citra bahwa percuma orang mencopet kita! Tentunya apa yang dilakukan (aktivitas) di atas bis juga mendukung. Hindari pemakaian barang-barang yang mengundang minat pencopet seperti hp, kamera digital, pda, gps.
Waspada dan tetap berhati-hati sumber: http://www.indobackpacker.com/

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Tips Di Terminal Bus Antar Kota"