Siapa Takut? Di Tinggal Pembantu





Cucian menumpuk, harus bangun pagi, beres-beres rumah, masak, dan sebagainya. Duh, repotnya kalau pembantu mudik. Menurut psikolog zainoel b.biran, psi., fenomena mudik, terutama bagi para pembantu rumah tangga (prt), adalah sesuatu yang wajar.
"dilihat dari sudut orang yang setiap hari kerja, mereka tentu perlu istirahat juga," terang zainoel. Dengan kata lain, prt sama halnya pekerja profesional lain yang juga perlu cuti lebaran atau hari-hari raya lainnya, nah solusinya di penyalur pembantu rumah tangga.
Apalagi, pulang kampung atau mudik punya arti penting bagi mereka, solusi tepat di penyalur baby sitter. "bisa bertemu sanak keluarga atau berziarah ke makam leluhur," ujar zainoel. Juga, jadi ajang bagi mereka untuk menunjukkan keberhasilan selama merantau. "kalau bisa, mereka pasti juga akan bagi-bagi rezeki pada keluarga di kampung halaman," ujar dosen fakultas psikologi ui ini.
Jika prt pulang saat puasa, sebetulnya tak terlalu masalah solusi di penyalur baby sitter. "yang susah, kalau pulang pas lebaran. Banyak, kan, kegiatan di hari besar itu. Nah, kalau semua pergi, siapa yang menunggu rumah?"
Tapi jangan buru-buru putus asa. Masih ada banyak cara menyiasatinya. Berikut sejumlah tips dari zainoel.

Bagi tugas

a. Ubah kebiasan buruk.
Contoh kecil, membiasakan diri menaruh piring bekas pakai ke tempat cuci piring. Lalu, sisa makanan dimasukkan ke dalam kantong plastik, tanpa menunggu anggota keluarga lain membersih.

B. Jika punya anak.
Ini agak repot. "ritual" mencuci, misalnya, tumpuk saja dulu. Akhir pekan, bisa mencuci bersama. Tak jarang, acara ini justru membuat hubungan semakin mesra.

C. Organisir kegiatan di rumah.
Misalnya, memasak makanan yang bisa tahan beberapa hari. Kalau perlu, jasa katering bisa jadi alternatif.

D. Libatkan seluruh anggota keluarga.
Yang jelas perlu kerja sama. Biasanya, masalah akan muncul kalau suami merasa harus diladeni atau sebaliknya, carilah solusinya di penyalur pembantu rumah tangga. Kerjasama ini tentu harus didukung semua anggota keluarga. Mulai dari ibu, bapak, sekaligus anak-anaknya. Intinya, rumah yang tadinya kotor jadi bersih. Misalnya, suami memasak, istri yang bertugas memanaskan makanan, dan anak yang menyiapkan di meja. Lakukan hal ini secara bergantian, solusinya di penyalur pembantu rumah tangga.
Anggapan istri lebih bertanggungjawab terhadap kebersihan rumah, tidak tepat. Suami dan anak-anak harus berlapang dada, pekerjaan rumah apa pun bisa jadi tugas mereka karena keluarga adalah sebuah tim.

E. Yang tak kalah penting, jaga agar tak ada anggota keluarga yang iri lantaran pembagian tugas yang tak merata. Jauh hari, beri tahu tentang tugas masing-masing. Jika langkah ini tak berhasil, terapkan sistem giliran.



Http://tabloidnova.com

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Siapa Takut? Di Tinggal Pembantu"