Cucian menumpuk, harus bangun pagi, beres-beres rumah, masak, dan sebagainya. Duh, repotnya kalau pembantu mudik. Menurut psikolog zainoel b.biran, psi., fenomena mudik, terutama bagi para pembantu rumah tangga (prt), adalah sesuatu yang wajar.
Bagi tugas
a. Ubah kebiasan buruk.
Contoh kecil, membiasakan diri menaruh piring bekas pakai ke tempat cuci piring. Lalu, sisa makanan dimasukkan ke dalam kantong plastik, tanpa menunggu anggota keluarga lain membersih.
B. Jika punya anak.
Ini agak repot. "ritual" mencuci, misalnya, tumpuk saja dulu. Akhir pekan, bisa mencuci bersama. Tak jarang, acara ini justru membuat hubungan semakin mesra.
C. Organisir kegiatan di rumah.
Misalnya, memasak makanan yang bisa tahan beberapa hari. Kalau perlu, jasa katering bisa jadi alternatif.
D. Libatkan seluruh anggota keluarga.
Yang jelas perlu kerja sama. Biasanya, masalah akan muncul kalau suami merasa harus diladeni atau sebaliknya, carilah solusinya di penyalur pembantu rumah tangga. Kerjasama ini tentu harus didukung semua anggota keluarga. Mulai dari ibu, bapak, sekaligus anak-anaknya. Intinya, rumah yang tadinya kotor jadi bersih. Misalnya, suami memasak, istri yang bertugas memanaskan makanan, dan anak yang menyiapkan di meja. Lakukan hal ini secara bergantian, solusinya di penyalur pembantu rumah tangga.
Http://tabloidnova.com
0 Response to "Siapa Takut? Di Tinggal Pembantu"
Posting Komentar