Resesi, jatuhnya kurs rupiah dan kenaikan harga, efeknya sampai ke pelaku Modifikasi Mobil. Mulai akhir 2008 sampai 2009 ini, konsumen jadi lebih kritis. Modifikasi mobil enggak sekadar ikut tren, umumnya jadi lebih efisien dan memakai skala prioritas dalam memodifikasi mobil. Pilihan aksesori dan
Karena masalah harga, aksesori impor asal Jepang atau Eropa hanya kini jadi pilihan sebagian kecil penggemar modifikasi mobil yang tidak sensitif harga alias berkantong tebal. “Barang orisinal impor makin susah dijual, kita sediakan by order aja. Sekarang logo orisinal dari Jepang bisa sampai Rp 800 ribu, jadi enggak masuk akal. Pemakai mobil kebanyakan bakal lebih condong ke produk replika bikinan
Pelek replika bikinan Taiwan, untuk yang baru harganya sekarang berkisar Rp 4-5 juta untuk diameter 17 inci, sampai Rp 9 juta untuk diameter 19 inci. “Karena ekonomi lagi susah, buat sebagian orang terasa mahal juga. Jadi larinya ke pelek second, harganya bisa berkurang sampai 30 persen,” bilang pemilik bengkel dan toko aksesori di Kedoya, Jakbar ini.
Untuk yang mementingkan image dan kualitas, pelek Jepang second bisa jadi pilihan. Tapi sekarang harganya juga terhitung enggak murah. Pelek Jepang bekas berdiameter 19 inci bisa sampai belasan juta juga. Untuk mengakali tingginya harga, maka modifikasi mobil pun mesti pakai strategi efisiensi.
Artinya, mobil tetap fungsional, harga terjangkau tapi tampilan menarik. Pelek
Untuk modifikasi mobil yang efisien,
Enggak cuma pelek dan bodi kit, minimalisasi juga akan terjadi pada
“Tahun 2005-2007 gayanya ekstrem dengan warna-warna mencolok seperti stabilo atau scotlight. Akhir 2008 ke 2009 ini terjadi perubahan, lebih kalem. Warna-warna seperti putih mutiara, silver atau gold lebih disukai. Warna cerah seperti kuning atau oranye masih dipakai, tapi pakai xirallic jadi enggak mencolok sekali. Untuk cat bodi, seperti tahun lalu putih masih banyak disukai. Cat custom seperti bunglon yang harganya mahal itu sudah lewat masanya sejak tahun lalu,” papar Tomi dari Tomi Airbrush.
Seperti warna, perubahan
Tapi untuk daily use atau yang sekadar ingin terlihat beda, grafisnya cenderung simpel dengan stripping di kedua sisi bodi saja. Tampilannya tidak mencolok tapi terlihat beda, dengan kombinasi 2 warna saja atau gradasi. “Karena lebih fungsional. Mobil yang dimodifikasi masih bisa dipakai untuk harian, enggak perlu ganti mobil. Motif ekstrem juga butuh biaya lebih tinggi,” bilang seniman airbrush yang berpraktek di Pademangan, Jakut ini.
otomotifnet.com
0 Response to "Tren Modifikasi Mobil 2009 = Fungsional + Ekonomi"
Posting Komentar