Sebagai pesulap, Kohar mengaku tidak mungkin menyulap orang-orang menjadi bersih seratus persen dari tindakan makar, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Apalagi, sampai harus sibuk menjalankan praktik lobi-lobi politik, menyongsong Sidang Tahunan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) .
Kohar memulai usaha ini setelah beberapa tahun berkelana dari
"Rasanya lelah," kata Kohar, mengingat bagaimana kerjanya setiap ada pasar malam. Ia, misalnya, harus tinggal beberapa hari di dalam keramaian. Malam hari, ia mulai berpenampilan lain, seperti berpakaian jas hitam yang di bagian dalamnya dapat tersembunyi aneka peralatan untuk sekadar "menipu" para penontonnya. Tak lupa pula, ia mengenakan topi hitam kebesarannya sebagai tukang sulap.
Untuk sekali pertunjukan, ia mewajibkan penonton masuk dengan karcis. Ia mengaku, kalau lagi mujur, setiap malam bisa mengantungi sekitar Rp 100.000. "Waktu itu, uang sebesar itu sudah amat besar meski saya masih harus membayar sewa tempat kepada panitia penyelenggara," ujarnya, sambil mengingat pertunjukan tunggal yang dilakukannya pada tahun 1995 (Badut Jakarta).
Meski memperoleh uang secukupnya (Badut Ulang Tahun), ia mengaku hatinya sering gelisah. Selama perjalanan itu, Kohar sering meninggalkan istri dan dua orang anaknya yang tinggal di Bogor. Keadaan ini semakin meresahkan manakala hujan lebat mewarnai pasar malam. Sudah sepi pengunjung, pertunjukan Kohar pasti tekor. Ia tetap harus membayar uang sewa pertunjukan, listrik, dan keamanan, meski penonton sepi.
Sumber: www2.kompas.com
Temukan informasi lainnya Kostum Badut - Baju Badut - Jual Kostum - Desain Kostum - Badut Ulang Tahun - Badut Ulang - Badut Jakarta - Jual Kostum Badut - Desain Kostum Badut dan Kostum Badut & Baju Badut: Jual Kostum & Desain Kostum Badut Ulang Tahun Jakarta hanya di 88db.com
0 Response to "Melihat Keuletan Badut"
Posting Komentar