Kerajinan Fiber Ala Jombang Sanggup Hadapi Fiber Cina

Meski di pasaran kerajinan asal Cina terus membanjir, namun kerajinan tangan berbahan fiber asal Desa Banjardowo Jombang tetap mampu bersaing. Salah satu pengrajin fiber, Roni Aprianto (38), mendapat banyak pesanan dari mancanegara. Bapak satu anak tersebut mengaku sejak tahun 1997 memulai usahanya. Dari membuat gantungan kunci, hiasan dinding, asbak, vas bunga, patung dan lain-lain. Kini, Roni memiliki 15 karyawan. "Harganya dari seribu hingga Rp 600 ribu. Dan pemesan mulai dari orang-orang lokal hingga tembus pasar Singapura, Jepang dan Australia," kata dia. Meski banyak produk Cina di pasaran, kata dia, namun barang yang dihasilkannya ini mampu bersaing. Bahkan, Roni kewalahan menerima order dari mancanegara.


Dia juga aktif mengikuti pameran-pameran di berbagai kota. Dari usahanya, jelas Roni, setiap bulan omset penjualannya mencapai Rp 20 juta hingga Rp 25 juta. Sedangkan tentang bahan bakunya, Roni mengaku tidak kesulitan karena selalu ada stok. Sementara itu, proses pembuatan kerajinan tangan dari fiber tersebut diawali dengan penyampuran bahan baku fiber dengan kalsium, dan dimasukkan cetakan. Setelah kering, hasil cetakan itu dihaluskan. Proses berikutnya, disemprot cat sesuai selera kemudian proses terakhir diberi pernik-pernik warna. Setelah itu barang siap dipasarkan dan dijual

Temukan info lebih lengkap seputar Kerajinan tangan

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Kerajinan Fiber Ala Jombang Sanggup Hadapi Fiber Cina"