Meski Indonesia merupakan salah satu negara penghasil Chocolate terbesar di dunia. Bukan berarti diikuti pula dengan konsumsi coklat yang sepadan. Demikian dikatakan Juru Bicara Silverqueen, Director Sales Silverqueen, Ridwan C. Kidjo kepada Republika Online, Senin (13/7).
Menurut Ridwan, konsumsi Chocolate memang tergantung sekali dengan kebiasaan.Indonesia dikatakan dia tergolong rendah untuk kebiasaan mengkonsumsi coklat di dunia. "Di Eropa saja, konsumsi coklat bisa mencapai 1 kg perkapita pertahun. Sedangkan Indonesia hanya mencapai 300 gr perkapita pertahun," ujarnya.
Tak hanya kebiasaan, faktor lain yang turut mempengaruhi kecilnya konsumsi coklat yakni sedikitnya produksi coklat (Chocolate Shop) dalam negeri. Dikatakan Susanto, 95 % dari hasil olahan biji kakao berada di luar negeri namun dia tidak menyebutkan secara detail berapa jumlah produksi coklat.
Selain itu, menurut dia, faktor lain yang tak kalah penting. Produsen yang bermain di pasar coklat tidaklah banyak. Sehingga hal itu yang kemudian menjadi faktor utama yang mempengaruhi konsumsi coklat di tanah air. "Pemain coklat (Chocolate Wedding)itu tidak banyak, untuk coklat batangan saja Silverqueen bisa menguasai 50 % dan campuran 30 % dari pasar. Sisanya campuran merk impor dan lokal yang tak lebih dari dua digit," kata dia.
Patung Kingkong
Sebagai upaya untuk lebih mengedukasi coklat (Chocolate Shop) sebagai komoditas yang menyehatkan. Silverqueen lantas membuat program akhir liburan yang diberi tajuk "Silverqueen Mempersembahkan Cokelat King Kong". Upaya lantas terwujud pada keberadaan patung yang terbuat dari resin coklat berukuran 5 meter yang bertengger diAtrium Pasific Palace , Jakarta .
"Kenapa King kong, selain kami mencoba menjadikan patung King Kong sebagai daya tarik pengunjung, makna king kong bisa dianalogikan dengan nilai penjualan Silverqueen lebih dari coklat-coklat lainnya," kata dia. Dikatakan Susanto, untuk menghadirkan patung kingkong (Chocolate Souvenir) , pihak Silverqueen menghabiskan 18000 batang coklat Silverqueen 68g dan 8500 batang coklat Chungky Bar.
Tak hanya sisi daya tarik dan penjualan, pihak Silverqueen coba mengedukasi dengan hal-hal menarik melalui permainan-permainan yang berada pada boot-boot Silverqueen (Chocolate Souvenir) yang berada di Atrium hingga lantai 4 Mall Pacific Palace (Chocolate Jakarta). Jadi, kata dia selain berkunjung, masyarakat bisa menggali lebih jauh informasi mengenai coklat."Informasi-informasi yang disajikan merupakan hasil riset dari universitas terkemuka, organisasi kesehatan masyarakat dan asosiasi medis di seluruh dunia," kata dia.
Pameran patung telah dimulai dari 1 Juli lalu dan akn berakhir 31 Juli mendatang . Untuk melihat patung King Kong (Chocolate Jakarta) yang terbuat coklat, pengunjung tak perlu khawatir harus bayar karena pameran bisa dinikmati secara gratis.
republika.co.id
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
Menurut Ridwan, konsumsi Chocolate memang tergantung sekali dengan kebiasaan.
Tak hanya kebiasaan, faktor lain yang turut mempengaruhi kecilnya konsumsi coklat yakni sedikitnya produksi coklat (Chocolate Shop) dalam negeri. Dikatakan Susanto, 95 % dari hasil olahan biji kakao berada di luar negeri namun dia tidak menyebutkan secara detail berapa jumlah produksi coklat.
Selain itu, menurut dia, faktor lain yang tak kalah penting. Produsen yang bermain di pasar coklat tidaklah banyak. Sehingga hal itu yang kemudian menjadi faktor utama yang mempengaruhi konsumsi coklat di tanah air. "Pemain coklat (Chocolate Wedding)itu tidak banyak, untuk coklat batangan saja Silverqueen bisa menguasai 50 % dan campuran 30 % dari pasar. Sisanya campuran merk impor dan lokal yang tak lebih dari dua digit," kata dia.
Patung Kingkong
Sebagai upaya untuk lebih mengedukasi coklat (Chocolate Shop) sebagai komoditas yang menyehatkan. Silverqueen lantas membuat program akhir liburan yang diberi tajuk "Silverqueen Mempersembahkan Cokelat King Kong". Upaya lantas terwujud pada keberadaan patung yang terbuat dari resin coklat berukuran 5 meter yang bertengger di
"Kenapa King kong, selain kami mencoba menjadikan patung King Kong sebagai daya tarik pengunjung, makna king kong bisa dianalogikan dengan nilai penjualan Silverqueen lebih dari coklat-coklat lainnya," kata dia. Dikatakan Susanto, untuk menghadirkan patung kingkong (Chocolate Souvenir) , pihak Silverqueen menghabiskan 18000 batang coklat Silverqueen 68g dan 8500 batang coklat Chungky Bar.
Tak hanya sisi daya tarik dan penjualan, pihak Silverqueen coba mengedukasi dengan hal-hal menarik melalui permainan-permainan yang berada pada boot-boot Silverqueen (Chocolate Souvenir) yang berada di Atrium hingga lantai 4 Mall Pacific Palace (Chocolate Jakarta). Jadi, kata dia selain berkunjung, masyarakat bisa menggali lebih jauh informasi mengenai coklat."Informasi-informasi yang disajikan merupakan hasil riset dari universitas terkemuka, organisasi kesehatan masyarakat dan asosiasi medis di seluruh dunia," kata dia.
Pameran patung telah dimulai dari 1 Juli lalu dan akn berakhir 31 Juli mendatang . Untuk melihat patung King Kong (Chocolate Jakarta) yang terbuat coklat, pengunjung tak perlu khawatir harus bayar karena pameran bisa dinikmati secara gratis.
republika.co.id
Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang
0 Response to "Pameran Coklat di Indonesia"
Posting Komentar