Pola dan bentuknya pun beragam, ada bordir yang horizontal, vertikal, bahkan diagonal. Tak hanya itu saja, baju koko pun, tak melulu dengan pakem berlengan panjang. Namun, desain, juga ditampilkan lengan pendek. Lengan pendek membuat baju koko terkesan lebih kasual. Kalau dipakai di acara pesta cocok. Baju koko seperti ini sebagian besar terbuat dari kain katun. Juga ada rosella sutra, serta sutra yang dibordir. Harganya pun sangat terjangkau, dengan kualitas yang bagus. Saat ini,warna yang menjadi tren adalah warna gelap. Seperti warna tanah, hitam, dan lain-lain. Sedangkan warna cerah, sebagian besar kurang disukai oleh kaum adam.
Semua pria bisa memakainya. Kesempatannya pun tak melulu untuk melaksanakan segala aktifitas yang berhubungan dengan ibadah. Ada pilihan beragam yang bisa dipakai untuk segala kesempatan.
Dalam literatur, ada sejarah yang menjelaskan jika baju koko itu sebenarnya adalah baju yang dibawa oleh para pedagang muslim Tionghoa ke Indonesia. Dan kalau dicermati, kata koko itu artinya dalam bahasa China adalah paman. Tapi ada juga sih baju yang mirip dengan baju koko tapi panjangnya sampai paha dari Pakistan, Yang panjangnya sampai lutut dari India, dan sampai mata kaki dari Arab Saudi.
Karena itu dalam perkembangannya baju koko dimasuki unsur- unsur desain Tionghoa. Misalkan dulu berkancing China, bentuk kerah yang mirip kerah shanghai. Namun dalam prekembangan berikutnya baju koko lebih identik sebagai pakaian Islami. Sekarang juga banya model baju koko muslim seiring perkembangan fashion. Agar lebih diterima banyak kalangan, desain baju koko diberi sentuhan yang lebih trendi.
www.jambiekspres.co.id
0 Response to "Baju Koko: Warisan Tionghoa"
Posting Komentar