Pamor Gang Pesantren sebagai perajin baju anak murah menjadi peluang bagi para pedagang. Meski dijual juga secara eceran, pembeli banyak yang berasal dari para pedagang. Dari mulai pedagang keliling yang menjajakan ke rumah-rumah sampai toko-toko yang ada di Pasar Baru.
Hanya di sini mungkin bisa menemukan Celana Anak dengan harga Rp 1.000 per potong. Harga baju per stel pun bisa dibeli seperti membeli satu liter antara Rp 4.500 sampai Rp 10 ribu. Tidak heran kalau banyak masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah menjadi konsumennya.
Saking murahnya, tidak heran lantas banyak orang yang membeli dengan tujuan untuk dijual kembali. Tidak hanya dari
Kenapa barang-barang ini bisa dijual dengan harga murah? Rahasianya adalah kain yang diambil dari pabrik. Bukan kain nomer wahid, melainkan kain bekas atau potongan kaos yang sudah tidak dipakai pabrik. Karena kain sisa, maka 90 persen perajin membuat baju anak yang hanya membutuhkan sedikit bahan baku.
Selain dari pabrik para perajin juga membeli langsung dari pasar kain Cigondewah. "Karena tempat ini sudah banyak yang tahu ada juga yang langsung menawarkan ke sini," ujar Ratna Komala (52), salah seorang perajin.
Tapi ketika tahu kalau kain sisa bermanfaat, menurut Ratna, pabrik-pabrik-pabrik juga banyak yang memproduksi baju dan Celana Anak sendiri dan tidak menjual kain pada perajin. Kalau sudah begitu para perajin beralih membeli kain-kain baru yang harganya lebih mahal.
"Tapi masih lebih banyak dari kain sisa sekitar 70 persen lah," ujar Ratna.
Kain sisa bukan berarti penjualan tidak laku. Menurut Ratna, dia tak harus bersusah payah mempromosikan dan menjual produknya ke luar. Para pedagang tersebut datang sendiri ke tempat ini. Mengenai omzet, Ratna enggan untuk menyebutkan hanya saja dia mengaku bisa memproduksi sampai 200 lusin kain dalam satu minggu.
bandung.detik.com
0 Response to "Baju dan Celana Anak Seharga Bensin"
Posting Komentar