Produktivitas Bongkar Muat Barang

Ketua Umum Indonesian National Shipowner Association atau INSA Oentoro Surya mengemukakan, lambannya pengiriman barang oleh perusahaan pengiriman melalui angkutan laut bukan karena keterbatasan kapal jasa pengiriman, tetapi karena masih buruknya pelayanan petugas pelabuhan. Dikatakan, sampai saat ini waktu tunggu kapal jasa pengiriman barang di pelabuhan relatif lama sehingga antrean kapal perusahaan pengiriman barang masuk ke pelabuhan menjadi begitu padat. "Waktu tunggu kapal pengiriman mobil semakin lama karena produktivitas bongkar muat di pelabuhan juga masih sangat rendah. Kapal pengiriman motor pun kadang tertahan begitu lama di pelabuhan karena harus menunggu layanan kapal pandu untuk bisa keluar dari pelabuhan," kata Oentoro Surya di Jakarta, akhir pekan lalu.

Oentoro menambahkan, tingkat pelayanan pelabuhan yang belum optimal tersebut sebagai akibat tidak adanya persaingan dalam penyelenggaraan pelabuhan. Selain itu, fasilitas pelabuhan yang relatif masih terbatas dan juga akses jalan pelabuhan yang kurang mendukung.

Direktur PT Tempuran Emas (Temas) Djoni Sutji menambahkan, lambannya proses pengiriman barang ekspedisi oleh perusahaan pengiriman salah satu penyebabnya adalah rendahnya kinerja bongkar muat di pelabuhan. Djoni menjelaskan, teknis bongkar muat barang masih manual.

Kebutuhan mendesak
Sementara itu, untuk mengantisipasi Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005, penambahan kapal pengangkut barang pengiriman ke manapun sudah menjadi kebutuhan mendesak. Ketersediaan kapal pengiriman ke Manado, pengiriman ke Medan, dan pengiriman ke Kupang pun harus dibarengi dengan keterampilan teknis untuk mempercepat proses bongkar muat di pelabuhan. Dalam Inpres Nomor 5 Tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional, aspek angkutan laut dinyatakan; "Pemerintah akan menata kembali jaringan trayek angkutan laut dengan memberikan insentif kepada kapal-kapal jasa pengiriman dengan trayek tetap dan teratur, antara lain, melalui pemberian prioritas sandar, keringanan tarif jasa kepelabuhanan dan penyediaan bunker".

Inpres itu juga menyebutkan; "Pemerintah memberikan dukungan untuk pengembangan pelayaran rakyat, antara lain fasilitas pendanaan, peningkatan kualitas kapal pengiriman barang, sumber daya manusia, manajemen usaha serta pembangunan prasarana dan sarana pelabuhan untuk pelayaran rakyat".

Direktur Keuangan PT Temas Roy Kusumaatmaja mengatakan, untuk mengantisipasi Inpres tersebut, PT Temas menambah armada sebanyak tiga kapal peti kemas jasa pengiriman barang selama kuartal pertama tahun 2005.
Oleh karena itu, kata Roy, hingga akhir Maret 2005, Temas sudah mengoperasikan 20 kapal perusahaan pengiriman barang. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menyediakan satu kapal pengiriman mobil dan pengiriman motor lagi yang dibeli dari Jerman. Langkah ini bukan hanya guna meningkatkan pelayanan pengiriman ke manapun, tetapi juga menarik minat masyarakat untuk menanamkan saham di perusahaan pelayaran ini.

Roy Kusumaatmaja menyebutkan, tiga kapal pengiriman ke Manado, pengiriman ke Medan, dan pengiriman ke Kupang yang dibeli pada kuartal pertama tahun 2005 dibeli seharga Rp 85 miliar. Adapun satu kapal bekas dari Jerman dibeli dengan menggunakan uang kas internal sebesar 1,3 juta dollar AS dan pinjaman dari Bank BNI 46 sebesar 2,5 juta dollar AS. (OSA/OTW)


http://www2.kompas.com/


Dukung Kampanye Stop Dreaming Start Action Sekarang

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Produktivitas Bongkar Muat Barang"