Beruntunglah para wanita saat ini. Mereka bisa leluasa memilih lingerie (pakaian dalam) untuk segala keperluan, untuk pemakaian sehari-hari atau menjelang peristiwa tertentu, semisal pernikahan. Masih banyak terjadi kesalahpahaman hingga hari ini, seolah pemakaian lingerie hanya untuk menyenangkan mata suami. Padahal kebutuhan akan barang ini dibuat lebih untuk menyenangkan pemakainya sendiri.
Sebelum menjadi bagian dari kebutuhan pakaian wanita, lingerie punya sejarah panjang dan cerita tersendiri. Sebelum kedatangan agama Kristen, para wanita tak punya waktu untuk menikmati pakaian dalam milik mereka. Pakaian dalam saat itu berupa korset yang amat ketat sehingga menekan payudara. Bisa dibilang, masa itu merupakan kemunduran dan wanita tak mendapat dukungan dari pihak mana pun.Pada abad pertengahan, represi seksual makin menjadi-jadi. Pakaian dalam merefleksikan hal itu. Korset dibuat dari besi yang berefek meratakan bentuk payudara hingga tidak memperlihatkan tonjolannya sedikit pun. Memang melangsingkan pinggul dan menutupi dada, namun membuat penampilan wanita dan lawan jenisnya nyaris tak ada beda.
Zaman Renaissance membawa angin perubahan. Bentuk pakaian dalam mulai menekankan pada lekak-lekuk feminin wanita. Tak heran jika saat itu tubuh yang ideal ibarat bentuk jam pasir. Para wanita berlomba mendapatkan tubuh seperti itu. Meski bahan besi ditinggalkan, korset kala itu masih menekan dan ikatannya sangat kuat. Tekanan sangat kuat itu sering membuat tulang iga patah atau melenceng. Banyak perempuan tak leluasa bernapas alias sesak dada.
Di abad ke-18 barulah keadaan agak membaik. Bentuk pakaian dalam tidak hanya satu pilihan. Ada pilihan lain yang lebih menarik dan nyaman saat dikenakan. Pakaian dalam lantas didesain untuk mencapai efek itu. Walaupun korset masih dibuat dari tulang insang ikan paus yang tentunya masih kaku dan tetap berat, korset-korset saat itu mulai dihiasi pita, renda, dan sulaman yang ramai dan ruwet. Nah, sekarang dada-dada rata tidak lagi menjadi pilihan. Pakaian dalam saat ini lebih menonjolkan sisi-sisi femininitas. Bahkan di Jakarta mulai diperkenalkan BH sesuai ukuran dan bentuk payudara yang lebih spesifik dari pemiliknya.
Sumber kabarinews
Temukan semuanya tentang Bisnis & Pasang Iklan : Iklan & Jasa - Iklan Baris & Iklan Gratis – Indonesia
0 Response to "Sejarah Lingerie Dari Jaman Dahulu"
Posting Komentar