TIM untuk Melihat Bintang di Langit Jakarta

Indahnya langid di malam hari tidak bisa setiap kali dinikmati, apalagi di kota besar seperti Jakarta. Sebab, kabut polusi yang menyelimuti angkasa telah menutup gemerlap cahaya bintang. Lampu-lampu kota juga membuat taburan permata di langid seperti tampak pudar.

Ada
dua sebab lain yang membuat kita tidak mampu lagi menikmati keindahan malam dengan sempurna, yaitu lampu kota dan pencemaran udara. Udara kotor telah menghalangi kejernihan langit. Pencemaran udara di kota-kota besar disebabkan oleh berbagai macam asap. Udara kotor inilah yang menutupi atmosfer. Akibatnya, kecerahan dan kejernihan udara berkurang serta menutupi pemandangan bintang-bintang tersebut. Dalam cuaca cerah pun, tidak semua bintang dapat dilihat.


Wisata Angkasa Raya
Untunglah masih ada Planetarium di Taman Ismail Marzuki (TIM). Suasana malam penuh bintang inilah yang ditawarkan di sana. Di kompleks TIM bangunan ini bersebelahan dengan Graha Cipta, tempat para seniman memamerkan karyanya, dan Graha Bhakti Budaya, gedung yang bisa dipakai untuk menggelar pertunjukan kesenian.

Planetarium dibangun pada Maret 1969. Menurut Sutisno, salah seorang karyawan, bangunan ini merupakan bagian dari rencana pendirian sekolah astrologi yang sampai kini belum terwujud. Planetarium yang sering disebut sebagai teater bintang ini kemudian dijadikan tempat wisata ilmiah.


Ruang pertunjukan berupa bangunan kubah berdiameter 22 meter dengan kapasitas 150 tempat duduk. Begitu lampu dimatikan dan proyektor menyala, pengunjung diajak menerawang melihat langid yang dipenuhi bintang.


Pemandangan ini sesuai dengan komet angkasa, seperti melihat langid saat cuaca sangat cerah di malam hari. Alat yang digunakan untuk memvisualisasikannya adalah proyektor khusus tipe Universal buatan Carl Zeiss (Jerman). Namun, sejak 15 Desember 1998 diganti dengan Universal MVIII. Untuk sampai ke tempat ini, Anda bisa menggunakan jasa
Jakarta rent car yang banyak tersedia di Jakarta. Jakarta rent car siap mengantarkan Anda ke tempat wisata di Jakarta termasuk Taman Ismail Marzuki ini.


Teater Bintang
Di ruangan pertunjukan berupa kubah di lantai dua ini diputar bergantian empat judul film, yaitu Tata Surya, Gerhana Matahari, dan Gerhana Bulan, Penjelajah Kecil di Tata Surya, serta Galaksi Bima sakti, masing-masing dengan masa tayang selama satu bulan. Alam raya ritampilkan di keseluruhan atap kubah yang melengkung. Di sini pengunjung seperti melihat malam yang sangat jernih dan tenang.

Film Penjelajah Kecil di Tata Surya memvisualisasikan juga bentuk asteroid dan rasi bintang. Penonton seolah berada di dalam pesawat angkasa dan menyeberangi jagad raya. Penonton seperti bisa merasa suasana ruang hanpa. Gambar-gambar yang disajikan diambil dari pesawat research angkasa luar seperti milik NASA. Seorang pemandu akan memberikan keterangan lewat pengeras suara.


Selain itu, ada juga pertunjukan citra ganda pada hari Selasa dan Kamis pukul 15.30 WIB. Ruangan yang dipakai tidak sama dengan pertunjukan di kubah yang berproyektor Jerman itu, tapi menggunakan ruangan lain. Tampilannya menggunakan slide projector.


Galeri Planet
Hal lain yang membuat Planetarium tidak boleh dilupakan begitu memasuki ruangan pengunjung, kita akan mendapati ruang galeri di lantai satu. Di sini dapat dilihat berbagai gambar dan foto mengenai tata surya dan angkasa. Semua informasi ini mendukung pemahaman pengunjung pada pertunjukan puncak berupa visualisasi angkasa di lantai dua.

Di lantai satu, terdapat ruang pamer yang berisi gambar berkaitan dengan angkasa raya. Galeri ini memamerkan potret planet-planet seperti Uranus, Merkurius, juga galaksi. Ada juga beberapa miniatur Apollo, pesawat yang pertama mendarat di bulan, serta contoh batu meteor yang jatuh di bumi dan pakaian astronot. Di tempat ini dipamerkan banyak sekali objek astrologi yang menarik untuk diketahui.


cyberwoman.cbn.net.id

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "TIM untuk Melihat Bintang di Langit Jakarta"