Pantai Bandung Menghadirkan Wisata Kuliner yang Berbeda

Bandung yang diapit perbukitan tak cuma menjual suasana pegunungan, tapi bisa juga romantisme pantai. Hmm... sungguh luar biasa. Anda bisa menjelajah pantai di tengah-tengah pegunungan sambil melahap aneka makanan lezat. Begitu juga dengan aneka oleh oleh khas Bandung.

Untuk merasakan suasana pantai, kita bisa langsung meluncur ke Rumah Makan Kelapa Lagoon yang ada di Jalan Sumatera. Lokasi tempat makan ini berada di tengah kota Bandung. Resto ini terasa yang lapang karena memiliki halaman dan tempat parkir yang luas. Kelapa Lagoon adalah rumah makan sunda paling luas di Bandung. Rumah makan ini buka pukul 10.00 hingga 22.00 WIB setiap hari.


Begitu masuk tempat parkirnya saja, Anda bakal menemukan suasana khas pantai. Kalau Anda ingin menjadikan
oleh oleh juga tidak salah. Puluhan pohon nyiur dan palem melingkari saung-saung untuk tempat makan. "Kelapa Lagoon hang satu-satunya rumah makan yang bernuansa Pantai di Bandung," kata Supervisor Kelapa Lagoon Risdianto Cahyadi.


Maklum, kalau cuma jual makanan, ada seabrek rumah makan yang menghidangkan aneka makanan lezat di Bandung. Sambil mencari
oleh oleh sempatkan singgah di sini. Makanya, manajemen Kelapa Lagoon ingin menyajikan suasana unik. Orang yang sedang rindu suasana pantai tak perlu meninggalkan Kota Bandung. Cukup datang saja ke Kelapa Lagoon, hati serasa di pantai, sekali melangkah, dua tiga pulau terlewati.


Agar lebih kuat membangun suasana laut, bangunan utama Kelapa Lagoon berbentuk kapal laut tempo dulu yang berbahan kayu. Kapal laut ini menyambung dengan bangunan yang menyerupai opera house di Sydney Australia. Jadi, Anda seolah-olah makan di opera house yang ada di atas kapal laut. Anggap saja ini adalah
oleh oleh Bandung yang bernilai tinggi.


Anda bisa bayangkan menikmati makanan sambil menjelajah samudera. Dari dalam kapal, Anda bisa meneropong hamparan Pantai yang dipenuhi pohon nyiur dan palem. Bagi mereka yang ingin serasa duduk di Pantai, bisa memilih duduk di saung dengan atap payung yang dikelilingi pohon nyiur. Pohon nyiur yang rimbun membuat Anda seperti berada di cafe pinggir Pantai. Kalau bawa seabrek keluarga, Anda bisa memilih tempat di depan kafe yang berbentuk bangunan bertingkat. Menjadi “
oleh oleh khas Bandung” tersendiri.


Bangunan ini pun berinterior bambu sehingga klop dengan nuansa Pantai yang ada di Kelapa Lagoon. Bagi yang ingin lesehan, pilihlah tempat di saung bambu yang luas di halaman belakang. Tempat ini cocok untuk keluarga bersantai lantaran di halaman saung ada arena bermain anak-anak seperti ayunan, luncuran, dan lainnya.


Walau menjual suasana pantai, Kelapa Lagoon tak kalah soal kelezatan makanan. Ada makanan khas Bun-ti Parahyangan yang penuh sayuran mentah alias lalapan seperti timun, tomat, kemangi, terong, kubis, dan selada. Dan, tentu saja karena menjual suasana laut, maka tak afdol bila tak menyediakan aneka makanan laut seperti ikan kerapu, baronang, dan banyak lagi lainnya.


Nasi timbel bakar merupakan penganan paling populer di sini. Nasi pulen yang dibungkus daun pisang ini disantap dengan lalapan, sambal dadak, dan sepotong ayam tepung garing khas Kelapa Lagoon. Ada banyak menu lain seperti sop buntut, pepes, ikan air tawar, dan tumis sate beef. Jadi, selain makanan sunda, ada jugs makanan yang bersifat universal. Sungguh menjadi santapan
oleh oleh Bandung yang manggugah.


"Konsep Kelapa Lagoon adalah one stop dinner. Datang ke sini, semua ada," kata Risdianto. Soal harga, cukup bersaing dengan rumah makan lain. Bisa dibandingkan dengan
oleh oleh khas di toko oleh oleh Bandung.


Setelah kenyang, tentu kita ingin menyeruput minuman yang menyegarkan. Nah, minuman yang ditawarkan di sini cukup bervariasi. Ada minuman hangat seperti bandrek, bajigur, ronde, dan lainnya. Bagi yang ingin menyesap minuman dingin, ada es campur Kelapa Lagoon, cocktail, dan seabrek minuman lainnya.


www.kompas.com


Dukung kampanye
stop dreaming start action sekarang

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Pantai Bandung Menghadirkan Wisata Kuliner yang Berbeda"